Title : Officially Boyfriend
Genre : Romance
Cast :
Choi Ryu Ri as Choi Ryu Ri
Block B Zico as Woo Ji Ho
B.A.P Bang as Bang Yong Guk
Length : Two Shoot
Note : It’s my original FanFiction.
Sorry for the typo. Sorry for the failed story. And thanks to read, guys! Happy
Reading.. :)
Awalnya tidak ada yang menarik sebelum ia menyadari apa yang
terdapat disana. Ryuri membelalakkan matanya. Seperti apa Jiho sebenarnya? Apa
dia menyembunyikan sesuatu? Apa Jiho menderita.. kelainan?
Tiba-tiba seseorang menepuk bahu Ryuri. Ryuri berbalik. Sekarang Jiho tengah
menatapnya begitu tajam. Ryuri hanya bisa diam mematung.
“Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Jiho. Entah kenapa
wajah namja ini sekarang jadi terlihat menyeramkan di matanya.
“Aku hanya..”
“Hanya?” Jiho menatap Ryuri konkrit, tak sabar menunggu
jawaban Ryuri.
“Hanya melihat-lihat. Maaf aku lancang,” ucap Ryuri.
“Tidak perlu minta maaf. Aku tak apa. Yang penting sekarang
adalah.. apa kau tak apa?” tanya Jiho. Pertanyaan Jiho malah membuat Ryuri
lebih bingung lagi.
“Apa?”
“Setelah mengetahui semua ini. Kau pasti menganggapku aneh,”
ungkap Jiho.
Ryuri memandang wajah Jiho yang begitu jujur kali ini.
Mungkin ia memang tidak bermaksud menyembunyikan. Hanya saja ia belum
memberitau Ryuri. “Kau benar-benar menyukainya?”
“Ya.”
Ryrui melempar pandangan ke sekeliling. Beberapa stuff Hello
Kitty seperti tas, bantal, dan jam dinding di sana.
“Yah, terkadang kita tidak bisa menyalahkan apa yang kita
sukai.”
Jiho memandang nanar gadis tersebut. “Kau cukup bijak ya?”
“Eh? Jinja? Ah tidak.. Aku..”
Jiho tersenyum senang. “Kenapa kau manis sekali, huh?” Jiho
mencubit hidung Ryuri. Ryuri gemas, balas mencubit hidung Jiho.
“Kenapa hidungmu besar sekali, huh?”
Jiho tertawa, “ayo ikut.”
Jiho menarik tangan Ryuri. Ryuri menahan dirinya, bertindak
was-was. “Mau apa kau?”
“Aku tak akan berbuat jahat,” ucap Jiho seakan bisa membaca
pikiran Ryuri. Memang berdua saja di kamar harus diwaspadai.
“Benar?” Ryuri meyakinkan.
“Benar.”
Entah kenapa Ryuri jadi mudah percaya padanya. Jiho duduk
bersandar di ranjang. Ryuri mengikutinya. Untuk beberapa saat, hanya ada diam
diantara mereka.
“Jadi, sejak kapan kau menjadi penggemar Hello Kitty?” Ryuri
membuka pembicaraan.
“Entahlah. Sudah lama.”
“Kenapa kau suka mereka?”
“Mereka sangat manis. Tapi kau lebih manis.”
Ryuri tertawa pelan, “cih.”
“Aku juga ingin tau apa yang kau sukai. Beritahu aku,” kata
Jiho.
Ryuri mengadahkan kepalanya, berpikir sejenak tentang hal-hal
yang disukainya. “Aku suka susu strawberry. Kau?”
“Aku suka kamu.”
=Officially Boyfriend=
Without
permission, why you came into my heart?
You were wandering in my head all night long
Now, I’m really curious about all of you
Even your lack is good for me..
You were wandering in my head all night long
Now, I’m really curious about all of you
Even your lack is good for me..
(SISTAR19 – A
Girl In Love)
Ryuri baru saja terbangun dari tidurnya, mendapati ruang
tidurnya sudah sangat terang di sinari matahari. Ini hari Minggu. Ia kesiangan
lagi. Bukan kesiangan, tepatnya memang sengaja bangun siang.
Hal yang pertama dilakukan Ryuri setelah bangun tidur adalah
mengecek ponselnya. Ia meraih ponselnya yang tergeletak di buffet di samping ranjangnya.
Ada satu panggilan tak terjawab dari Yongguk. Dan satu pesan
darinya juga. Ryuri membaca pesan tersebut.
Sulit sekali meluangkan
waktu untukmu, Ryu-ya. Besok sore mau pergi denganku?^^
Ryuri tersenyum membacanya. Jarang sekali Yongguk punya waktu
luang untuknya. Minggu ini waktunya mereka bisa pergi bersama lagi.
Ryuri melirik ke arah jam dindingnya. Ia membelalak,
“eomeona! Jam berapa ini?” Ryuri segera berlari ke kamar mandi setelah
mengetahui sekarang jam menunjukkan pukul 12 siang.
Setelah ia selesai mandi, segera ia menghampiri ponselnya. Karena
terburu-burunya, Ryuri lupa membalas pesan Yongguk. Saat ia akan membalas
pesan, tiba-tiba sebuah pesan diterima. Dari Jiho?
Sepertinya cuaca yang baik untuk jalan-jalan. Denganmu akan lebih baik.
Temui aku di =biip sensor :p= jam 4 sore, oke? :D
Seketika Ryuri seakan diam mematung. Pesan dari Jiho barusan
membuatnya bingung harus bagaimana. Jiho mengajaknya pergi, sementara Yongguk
juga begitu. Tapi Yongguk mengajaknya lebih dulu.
Tiba-tiba ponsel Ryuri berdering. Sebuah panggilan dari
Yongguk. Angkat atau tidak? Angkat.. Tidak.. Angkat.. Tidak..
“Yeoboseyo?” Ryuri menjawab panggilan tersebut.
“Ryu-ya?” panggil Yongguk.
“Erh, ne?”
“Aku meneleponmu semalam. Tapi kau tidak menjawabnya. Apa kau
sudah tidur semalam?” tanya Yongguk.
“Ne, kau tau aku jika sudah tidur,” kata Ryuri.
“Ne, araseo. Kau baca pesanku kan? Bagaimana hari ini? Kau bisa pergi denganku?”
“Oh itu..” Ryuri diam sejenak. Ia punya cukup waktu hari ini.
Seharusnya bisa. Tapi sesuatu seperti menjegat hatinya. “Maaf, aku tak bisa..”
“Kenapa? Ada sesuatu?”
“Aku.. sudah punya janji.”
“Janji? Dengan siapa?” tanya Yongguk.
“Dengan Eomma. Aku janji mau mengantarnya pergi.”
Yongguk mendesah pelan. Kapan lagi dia bisa pergi berdua
dengan Ryuri jika bukan sekarang. Mungkin ini memang bukan waktu yang tepat
untuknya. Ia memutuskan tak usah banyak bertanya lagi.
“Ah, sayang sekali. Padahal aku sangat berharap bisa pergi
hari ini. Denganmu.”
“Aku juga begitu. Makanya maafkan aku..” ucap Ryuri.
“Tidak apa-apa. Kita masih bisa bertemu lain kali.”
“Ya, benar.”
“Baiklah, sampai jumpa lain waktu. Aku merindukanmu.”
“Aku merindukanmu juga..”
Sambungan telepon pun terputus. Ryuri terduduk lemas. Bohong.
Ia telah berbohong.
“Maafkan aku.. Maafkan aku bohong…”
=Officially Boyfriend=
Jika kau tak mau mengambil resiko,
maka jangan pernah memulai..
Jiho bersandar di sebuah pohon, sesekali ia berjalan-jalan di
sekitar untuk menghilangkan rasa bosannya. Bahkan ia lebih memilih begitu,
daripada duduk diam. Sebelumnya ia belum pernah seperti ini, datang lebih awal
dari yang dijanjikan. Hanya satu orang dalam hidupnya yang berhasil membuatnya
seperti ini. Ryuri.
“Sudah lama menunggu?” tanya Ryuri yang kini sudah berada di
samping Jiho.
“Ah, ya. Lama banget,” kata Jiho merengek.
“Mianhae. Memangnya kita mau pergi ke mana?” tanya Ryuri.
Jiho tersenyum. Ia lalu menggandeng tangan Ryuri. Ia lalu
mengajak gadis itu ke suatu tempat.
“Ice cream?”
Jiho mengangguk. Ryuri memandangi dua mangkuk besar ice cream
strawberry di hadapannya.
Jiho mendekatkan kepalanya, “kita main.”
“Main?”
“Siapa yang paling cepat habis? Dia menang. Yang menang boleh
minta apa saja dari yang kalah.”
Ryuri tertawa, “memang apa yang kau inginkan dariku?”
“Kau siap?”
“Ya,”
“Hana, dul, si~jak!”
Ryuri dan Jiho pun melahap ice cream di hadapan mereka dengan
cepat. Benar-benar seperti singa kelaparan. Orang-orang di sekeliling pun
tampak herang dengan kelakuan mereka.
Ice cream Ryuri dan Jiho sudah tinggal sedikit lagi habis.
“Ryu-ya?”
Ryuri melihat sosok itu. Postur tegap yang selalu
dikenalinya. Wajah yang memang tak asing lagi. Kenapa ada di sini? Kenapa
Yongguk ada di sini?
Ryuri memegang kuat tangan Jiho. Ia menundukkan kepalanya.
Namun pandangan matanya masih mengawasi Yongguk.
“Kau kenapa?” tanya Jiho.
“Yongguk-Oppa.. ada di sini..”
“Mwo?” Jiho memandang sekeliling. Akhirnya dia menemukan
Yongguk di sana. Di saat yang sama, Yongguk melihay wajah Jiho. Jiho segera
mengalihkan pandangan.
“Jiho-ya? Jiho-ya!” Yongguk memanggil Jiho.
“Dia mengenaliku.. Sekarang bagaimana?” tanya Jiho berbisik
pada Ryuri.
Yongguk baru saja akan menghampiri Jiho. Langkahnya terhenti
saat ia melihat gadis di hadapan Jiho. Gadis yang seharusnya pergi ke sini
bersamanya.
Apa yang sebenarnya terjadi? Yongguk semakin tak mengerti. Ia
mengenal baik Ryuri. Gadis itu tak pernah membohonginya. Ryuri seorang yang
baik. Dan tidak seperti yang dilihatnya. Mungkin mereka hanya teman?
Sepertinya Yongguk tak usah banyak menyangkal apa yang ada di
hatinya, Ryuri pasti ada hubungan dengan Jiho.
Yongguk berjalan pergi meninggalkan mereka. Ia tak mau
melihat lagi pemandangan yang membakar hatinya. Mungkin harus pergi keluar.
Mencari udara segar untuk menyejukkan hatinya. Angin segar.. datanglah angin
segar..
Wajah Yongguk terlihat
begitu memerah ketika mengetahui Ryuri bersama dengan Jiho. Ryuri tau, wajah
itu selalu jujur, pasti mengandung kemarahan yang amat sangat. Ryuri yang
menyebabkannya, dan ia tak mau membuat Yongguk marah.
Ryuri bangkit. Berlari mengejar Yongguk. Ia harus memastikan
bahwa namja itu tidak marah padanya. Sia-sia memang. Tapi hanya itu yang ada di
pikirannya sekarang.
“Yongguk-Oppa! Yongguk-Oppa!” Ryuri berlari sambil
meneriakkan nama tersebut. Yongguk mendengar panggilan itu. Sangat tidak baik
jika ia mengabaikannya. Jadi ia memutuskan berhenti dan berbalik.
Ryuri pun berdiri di depan namja itu. Nafasnya begitu
terengah. Kedua matanya bertatapan dengan Yongguk. Mata Yongguk terlihat tak
seperti biasanya. Biasanya mta itu selalu memancarkan ketenangan.
“Apa?” tanya Yongguk.
Ryuri terpaku. Mulutnya seperti terkunci. Tak tau harus
berkata apa. Ia punya kesempatan untuk bicara dengan Yongguk, lalu sekarang
apa?
“Oppa..” panggil Ryuri lagi. “Kau tidak marah, kan?”
Yongguk diam. Melihat mimik yang begitu takut, tergambar
jelas di wajah Ryuri. Ia benar-benar tak tega dengan gadis itu. Tapi gadis itu
yang tega.
“Kau ingin jawaban apa dariku?” Yongguk balik bertanya. Ryuri
tak bisa menjawabnya. Ia hanya bisa menunduk.
“Aku tidak marah padamu. Hanya saja aku kecewa,” kata
Yongguk. Ia kemudian berjalan pergi meninggalkan Ryuri. Ryuri memilih untuk
diam saja. Apa lagi yang bisa ia lakukan? Ia memang bersalah. Jadi ini memang
pantas untuknya. Seharusnya tidak seperti ini..
Sehelai tisu tiba-tiba datang dan mengelap bibirnya. Jiho
sudah berada di sampingnya, mengelap bibir Ryuri yang kotor karena ice cream.
Ia sampai lupa, belum sempat membersihkannya.
Jiho. Orang yang menyebabkan semua ini terjadi.
Ryuri menatap Jiho, “kenapa.. kenapa waktu itu kau
menciumku?”
Tatapan Ryuri begitu tegas, tapi di mata itu terlihat
berkaca. Dan sesaat kemudian air mata menetes begitu saja di pipinya.
Jiho bermaksud menyeka air mata itu, tapi Ryuri
menggubrisnya.
“Kenapa kau menciumku?! Kenapa kau buat aku jadi begini..”
Ryuri ingin menangis. Ia memukul-mukul tubuh namja di hadapannya itu. Melampiaskan
hatinya.
“Ice cream-ku habis lebih dulu, jadi aku yang menang. Kau
harus turuti permintaanku,” kata Jiho. Ryuri mengernyitkan dahinya, “apa?
Kau..”
“Aku minta kau maafkan aku. Aku menyesal, jadi maafkan aku.”
Ryuri diam. Meskipun isak tangis terus mendesaknya.
Perjanjiannya memang seperti itu. Ryuri membuat dirinya kalah dalam permainan
tadi. Dan ia harus memenuhi permintaan itu.
=Officially Boyfriend=
Tak perlu khawatirkan aku, yang penting kau bahagia..
Yongguk melewati hari-hari ujiannya. Ujian sekolah memang
banyak menyita waktunya. Waktu bermain-mainnya, istirahatnya, bahkan waktunya
dengan Ryuri. Ia menyesal tidak menjaga gadis itu dengan baik. Karena ia sangat
mempercayakan gadis itu.
Ujian sekolah dan Ryuri berbeda. Meskpun ada masalah diantaranya
dan Ryuri, ia harus melaksanakan ujian dengan semestinya. Fokus.
Hari terakhir Yongguk ujian. Semoga semuanya berjalan lancar.
Semoga semuanya sukses seperti yang diharapkannya.
Yongguk melangkahkan kakinya ke luar sekolah. Bergegas pulang
ke rumah. Tapi suara derap langkah kaki seperti mengikutinya dari belakang.
Berlari dengan tergesa-gesa.
“Yongguk-Oppa!!” panggilan yang tak asing. Dan suara yang tak
asing.
Sudah beberapa hari sejak hari itu, Yongguk belum berbicara
pada Ryuri sampai sekarang. Ia merasa belum siap berhadapan dengan gadis itu.
Atau ia tak ingin berhadapan lagi? Sejujurnya ia begitu rindu..
Ryuri berlari secepat yang ia bisa, menyusul langkah kaki
Yongguk yang panjang. Begitu inginnya menyusul Yongguk, Ryuri tak memperhatikan
apa yang ada di sekelilingnya. Sepatunya tersandung sesuatu entah apa, dan
Ryuri tak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya. Ia pun jatuh tersungkur. *sabar
ya*
“Sial,” keluh Ryuri. Hidungnya terasa perih, lututnya juga
terluka. Ah, seperti seluruh tubuhnya terasa perih.
Sebuah tangan besar ada di depannya. Ryuri mengadah pada
siapa pemilik tangan itu. Yongguk di sana. Uluran tangannya ingin membantunya
berdiri. Tapi Ryuri diam, tidak menyambutnya. Ia malah menunduk, tak mau
menunjukkan wajahnya. Ia jadi malu dengan dirinya sendiri. Begitu bodoh.
“Kau terlihat tidak baik-baik saja.”
Tiba-tiba kedua tangan itu meraih kedua lengannya. Ryuri
membelalak terkejut. Kedua tangan Yongguk mengangkat tubuhnya. Entah seberapa
berat bobot tubuh Ryuri di tangan Yongguk, yang jelas sekarang Ryuri seperti
melayang. Begitu kuatnya Yongguk membuatnya seperti tak memiliki berat.
Setelah mengangkat Ryuri, Yongguk menurunkannya. Membuatnya berdiri
di hadapannya. Yongguk melepaskan kedua tangannya, lalu memandang Ryuri.
Ryuri kembali berhadapan dengan Yongguk. Air matanya sudah
mendesak keluar. “Aku.. maaf..”
Ryuri menangis. Ia sudah tak dapat membendung air matanya.
Yongguk mengusap pipi Ryuri yang kian basah. “Tak perlu menangis..”
“Aku juga minta maaf.”
Ryuri berhenti menangis, meski masih sesenggukan. “Huh?”
“Kau berhubungan dengan Jiho, itu juga salahku juga. Salahku
terlalu sering menjauhimu. Aku jarang berhubungan dengamu karena terlalu sibuk.
Aku pikir kau akan terus bersamaku. Tapi kau juga punya kehidupanmu. Aku terlalu
egois.”
Ryuri tak bisa berkata banyak, membiarkan Yongguk menjelaskan
semuanya. Tunggu, bukankah seharusnya Ryuri yang menjelaskan?
“Aku terlalu sibuk belajar untuk mempersiapkan ujian. Aku
ingin mengejar pendidikanku sampai ke Jerman *yoi*. Makanya aku menjauhimu
seperti itu. Aku tak mau kau sedih. Ternyata kau benar-benar tak akan sedih.”
“Aku akan meninggalkan Seoul untuk sementara waktu. Dan kau
juga. Tidak seharusnya lelaki membiarkan seorang gadis sendirian. Aku bukan
orang yang pantas. Harus ada orang untuk melindungimu.”
Yongguk memegang kepala Ryuri, “orang itu bukan aku. Orang
itu Jiho.”
“Jiho datang lebih awal padamu daripada yang ku duga. Itu
baik sekali,” Yongguk mengusap rambut Ryuri. “Aku minta maaf untuk segalanya.
Aku juga memaafkanmu.”
Ryuri menangis lagi, kemudian ia membuka lebar tangannya.
Yongguk bisa membaca hal itu dan langsung memeluknya erat.
“Aku akan merindukanmu, Ryu-ya..”
*udeh kaya lebaran aje yak-_-v*
=Officially Boyfriend=
“Kenapa kau menciumku?”
Pesawat pun lepas landas. Yongguk sudah pergi meninggalkan
Seoul. Ryuri mengantarkan Yongguk sampai di bandara. Jiho juga ikut ke sana.
“Aku ingin seperti Yongguk. Belajar sampai ke Jerman,” ucap
Ryuri.
“Tak usah banyak bermimpi. Belajar di Korea saja sudah sulit
bagaimana kalau di Jerman? Yang benar saja kau,” kata Jiho meremehkan.
“Ish!” Ryuri mencubit hidung Jiho dengan kencang.
“Sakit tau!” gerutu Jiho. Ia memijat hidungnya. Ini sudah
kesekian kalinya Ryuri mencubit hidung Jiho.
“Lalu kita mau ke mana sekarang?” tanya Ryuri.
“Kemana saja boleh asal denganmu.”
Lagi-lagi Ryuri mencubit hidung Jiho. “Cukup!!”
Ryuri tertawa pelan memandangi Jiho yang tersiksa begitu.
Kemudian ia melempar pandangan ke angkasa yang luas. Bahkan pesawat yang
ditumpangi Yongguk terlihat begitu kecil seperti semut.
“Jiho-ya.”
“Uh?”
“Kenapa waktu itu kau menciumku?” tanya Ryuri. Jiho
menyeringai.
“Bukankah waktu itu aku sudah bilang?”
“Apa?” Ryuri menoleh.
“Karena dirimu begitu menggodaku.”
“Aih, serius!”
“Aku serius. Kenapa tiba-tiba kau tanyakan itu?” tanya Jiho.
“Seandainya kau tidak menciumku waktu itu. Mungkin aku tidak
tau akan bisa menyukaimu.”
=Officially Boyfriend=
“Aku ingin
melindungimu..”
“Main saja yuk. Main
truth or dare,” ajak Ryuri.
“Ok. Truth or dare?” tanya Jiho.
“Dare.”
“Geurae. Minum kopi,” perintah Jiho.
“Apa-apaan? Sirheo!” seru Ryuri.
“Lakukan! Ini Dare!” Jiho memaksa.
“Jangan kopi!” tolak Ryuri.
“Baiklah, kalau begitu cium aku saja!”
“Ah! Ini permainan apa sih? Bubaran!” protes Ryuri.
“Gitu? Kau tak sportif,”
“Terserahlah. Truth aja deh?”
“Hmm.. Kau masih menyukai Yongguk?”
“Tidak.”
Jiho menatap mata Ryuri tajam, “yang benar?”
“Iya benaaaaaaaaar!”
“Baiklah, sekarang kau. Truth or dare?”
“Dare pasti disuruh aneh-aneh. Truth.”
“Hmm.. apa keinginan terbesarmu saat ini?”
“Keinginan? Keinginan terbesarku adalah..” Jiho mendekati
wajah Ryuri, lalu menciumnya.
“Aku ingin menciummu lagi..” Jiho mendekati wajah Ryuri.
Chu~~~
-THE END-
Mianhae endingnya cacat ya ._.v Mianhae ceritanya.. Mianhae berantakan.. Mianhae everything.. but thanks to read :)