Laman

Kamis, 14 Februari 2013

FF: The Day When I Met You [FICLET]




Title : The Day When I Met You
Lenght : Ficlet
Author : @AiXia0929
Cast :
Kim Jang Li as Kim Jang Li
JYJ Jaejoong as Kim Jae Joong

          Pagi hari, saat langit masih gelap dan banyak orang yang masih terlelap, Shim Jangli, gadis itu sudah menjajakan kakinya di halaman depan rumahnya. Membiarkan telapak kakinya terbasahi embun pagi yang jatuh di rumput-rumput. Ini menjadi rutinitas paginya. Setelah puas bermain embun, ia akan mengambil sandal miliknya dan berjalan-jalan sebentar di sekitar desanya dengan membawa Instax miliknya.
            Matahari perlahan mulai muncul menyinari langkah gadis tersebut. Gadis itu melewati sebuah jembatan. Pandangannya kepada sebuah rumah keluarga kecil. Seorang Ayah keluar dari rumah tersebut, diikuti dengan ketiga anak lelakinya yang masih kecil. Kemudian mereka menuju ke sebuah tanah lapang. Tak lama mereka bermain sepak bola bersama.
Klik. Gadis itu memotret mereka. Kemudian ia menatap hasil Polaroid yang keluar. Ia tesenyum melihatnya, lalu menyebutnya, “soccer today.”
            Beberapa langkah tak jauh dari sana, ia memandang seorang pemuda yang sedang duduk di teras rumahnya dengan sebuah tumpukan kertas di atas pangkuannya. Dahinya berkerut memandang kertas-kertas kumal tersebut. Tangan pemuda itu menggenggam keras pensilnya. Ia seakan bukan terlihat sedang ingin menulis, tetapi lebih terlihat seperti ingin menusuk kertas-kertas tersebut.
            Klik. Satu potret lagi yang diambilnya. Gambar itu keluar dari Instax milik Jangli.
            Workaholic Man.”
            “Hey, apa yang kau lakukan?” pemuda itu menunjuk ke arah gadis tersebut. Mungkin kilatan atau suara jepretannya telah menyadarkannya kalau ia baru saja difoto.
            “Er, memotretmu,” sahut Jangli.
            “Berikan padaku!” seru pemuda tersebut.
            “Untuk apa?”
            Pemuda itu menghampiri gadis itu meskipun masih dengan kaus abu-abu muda miliknya. Ia meraih selembar foto yang digenggam Jangli.
            “Untuk apa kau memotretku?”
            “Karena… aku suka.”
            “Suka?” pemuda itu mengernyitkan dahinya.
 “Suka memotret,”
Pemuda itu tersenyum, lalu melirik ke arah foto yang digenggam Jangli, “baiklah, aku bisa lihat. Foto ini bagus. Tapi sayang aku tidak terlihat bagus di sini.”
“Kau tidak harus selalu terlihat bagus kan?”
Pemuda itu mendengus pelan, “bukan foto yang bagus jika objek yang difotonya tidak bagus”
Jangli menggeleng. “Salah. Yang terpenting dari sebuah foto adalah cerita yang digambarkan foto tersebut. Yang suatu saat kau merindukan saat-saat itu. Makanya itu layak untuk diabadikan.”
Pemuda itu melipat tangannya “lalu mengapa menurutmu layak mengabadikan fotoku tadi?”
Jangli mengibaskan foto itu, “kau terlihat sangat stress. Ini masih pagi. Pagi-pagi itu seharusnya tersenyum. Masih banyak hal yang harus kau lakukan sampai malam tiba.”
Pemuda itu menyeringai, lalu memutar bola matanya, “maksudmu aku harus tersenyum setiap hari?”
“Yah, tidak ada yang bisa yakin kita akan tersenyum terus sepanjang hari. Paling tidak kau tersenyum saat pagi,” kata Jangli.
Pemuda itu terdiam sejenak memandangi gadis itu, kemudian tersenyum, “kau tidak mengatakan hal yang salah. Terima kasih.”
Jangli ikut tersenyum melihatnya. Lalu ia menyerahkan foto tadi kepada pemuda itu. “Sebaiknya kau yang menyimpan foto ini.”
“Tidak. Kau saja. Mungkin kau akan merindukan foto ini,” candanya. Tapi Jangli meraih telapak tangan pemuda itu, lalu meletakkan foto itu di sana.
“Tidak. Aku akan lebih merindukan yang ini.” Jangli mengangkat Instax-nya lalu memotret pemuda yang sedang tersenyum itu.
“Kau!” seru pemuda tersebut.
“Siapa namamu?” tanya Jangli.
“Kim Jaejoong,” jawabnya.
“Baiklah. Aku akan menyebutnya ‘the day when I met Kim Jaejoong’.”
“Lalu siapa namamu?” tanya Jaejoong.
“Aku Shim Jangli. Sampai jumpa,” gadis itu melambaikan tangannya. Lalu ia berjalan pergi meninggalkan pemuda yang bernama Jaejoong itu. Jaejoong memandang punggung gadis tersebut. Kemudian tersenyum sendiri memandanginya. Masih terpesona dengan apa yang telah dilakukannya. Shim Jangli, gadis yang berhasil membuatnya tersenyum hari ini.
Apa kau pernah bertemu dengannya? Ah, tidak. Kau tidak harus bertemu dengannya. Kau hanya harus tersenyum hari ini.
-THE END-

2 komentar: